Hallo ……
Lagi cari informasi tentang
anak ya J
kebetulan disini kami membahas tentang karakteristik anak serta pola asuh yang
baik kepada anak, nah apa yang kalian ketahui tentang Karakteristik? Karakteristik adalah suatu yang khas
dan ciri yang khas dari diri individu. Seperti ciri fisik, watak, sifat, dan
tindakan yang dilakukan seseorang.
Apa yang dinamakan Pola Asuh ?
Pola asuh yaitu pola perilaku yang diterapkan orangtua
pada anak yang dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuh dapat
berupa pola interaksi, penerapan aturan, dan sistem reward and punishment. Makna kata
Reward yaitu memberi hadiah, memberi pujan, ucapan
selamat, ucapan rasa bangga dan lain sebagainya. Arti dari kata Reward itu sendiri adalah suatu yang diberikan kepada seorang anak jika anak
menujukkan prilalu yang sesuai dengan norma yang ada Sedangkan makna kata punishment yaitu hukuman fisik , penundaan pemberian reward dan
mencabut hak istimewanya dalam rentang waktu tertentu. Arti kata punishment itu sendiri adalah suatu yang diberikan kepada anak jika seorang anak
tersebut melanggar suatu aturan. Seperti hukuman fisik , penundaan
pemberian reward dan mencabut hak istimewanya dalam rentang waktu tertentu.
Dalam mengasuh anak seharusnya di dasarkan pada
karakter yang anak miliki. Bagi para orangtua, hasrat untuk memberi stimulasi
pada anak di usia dini begitu besar. Hal ini tentunya bukan tanpa alasan,
karena anak di usia 0 hingga 6 tahun sering diistilahkan sebagai periode emas
anak.
Salah satu kendala dalam pengasuhan anak yang
sering dialami orang tua adalah kekeliruan dalam menerapkan pola asuh anak.
Sehingga anak pada pandangan orang tua, seolah hanya membangkang keinginan
orang tua.
Beberapa penelitian di bidang neurologi
membuktikan, 50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama.
Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mulai turun hanya menjadi 30%
saja, sedangkan bertambahnya usia sampai 18 tahun iru hanya 20% saja.
Nah, agar stimulasi yang dilakukan efektif
tentunya perlu disesuaikan dengan usia anak. Jika saat ini anak masih di bawah
6 tahun, kenali secara dalam karakteristiknya. Lalu cari stimulasi dan respons
yang tepat untuknya agar perkembangan otaknya jadi maksimal.
Apa
saja karakteristik khas anak-anak di periode emas?
Berikut karakter anak pada periode emas:
1. Egosentris : disini anak cenderung melihat dan
memahami dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Ia akan sulit berbagi
mainan dan makanan
dan bisa mengamuk ketika keinginannya tak terpenuhi. Biasanya, untuk
menyiasatinya dengan cara mendistraksi dan mengalihkannya ke permainan lain.
Misalnya ketika nak berebut bola dengan temannya maka bisa dialihkan dengan
permainan lain seperti robot, balok, dan lain sebagainya.
2. Rasa ingin tahu yang besar : pada usia ini anak selalu ingin tahu
apa yang terjadi di sekitarnya. Berbagai benda dipegang, dia bebas ingin
berjalan ke mana pun, membongkar pasang segala benda yang ada di sekitarnya.
Wajar saja, hal itu bagian dari proses belajarnya. Untuk itu, kita sebagai
orang tua harus mampu memfasilitasi dengan manfaatkan semaksimal mungkin
benda-benda di rumah sebagai mainannya. Tak masalah selama tak membahayakannya
karena itu untuk memenuhi rasa ingin tahunya.
3. Makhluk sosial : Sejak dini ajak anak untuk banyak
bertemu dengan banyak orang. Mulai dikenalkan dengan saudara, kerabat tetangga
dan diajak ke berbagai tempat yang mungkin anak dapat berinteraksi dengan
banyak orang. Mereka merupakan makhluk sosial yang perlu berinteraksi untuk
membentuk konsep dirinya. Contohnya: Mengajak anak bermain diluar seperti taman
bermain, kebun binatang, agar anak bisa
berinteraksi dengan banyak orang.
4. Unik : peril kita ketahui, setiap anak
memiliki bakat, minat dan gaya belajar yang khas. Keunikan ini biasanya berasal
dari faktor genetik dan pengaruh lingkungannya. Misalnya, anak memiliki bakat
bernyanyi dan gaya belajar anak tersebut harus dengan mendengarkan music. Ada
juga yang memiliki bakat melukis, dan gaya belajar anak tersebut cenderung
mengiginkan suasana yang sepi.
5. Imajinasi : Daya imajinasi anak sunggguh luar
biasa. Mereka bisa menjadikan apapun sebagai mainannya, bahkan mengarang cerita seru sendiri.
Disini orang tua bisa bermain peran, menceritakan dongeng atau membuat berbagai
gambar sambil bercerita
untuk merangsang imajinasi anak.
Bagaimana
pola asuh yang tepat untuk anak priode emas?
Berikut merupakan beberapa
cara mengasuh anak di periode emas yang tepat:
1.
Memberikan
kasih sayang dan perhatian
Menghabiskan waktu bersama keluarga memang menjadi hal yang
langka, terutama di tengah masyarakat urban. Seperti pengalaman presenter Donna
Agnesia dan suaminya Darius Sinathrya. Tapi sepadat apapun rutinitas pekerjaan,
mereka harus tetap meluangkan perhatian penuh terhadap anak-anak mereka. “Salah
satu bentuk pemberian kasih sayang dan perhatian bagi anak dapat dibangun
dengan cara yang sederhana”. Misalnya, pemberian rewerd atau pujian.
2. Melakukan
simulasi
Apa
yang dimaksud dengan simulasi? Simulai diartikan sebagai suatu proses peniruan dari sesuatu yang
nyata beserta keadaan sekelilingnya. Agar perkembangan anak di usia emas
tak terlewatkan, orangtua dianjurkan sedini mungkin mengajarkan anak untuk
mendengar, berbicara, dan bersikap. Bisa dimulai dengan mengajak komunikasi
anak sejak dalam kandungan, ini untuk merangsang perkembangan motoric dan otak
anak. Mengajarkan bahasa sejak usia dini sangat berpengaruh terhadap tingkah
laku anak di masa depan. Dan yang harus hati-hati saat anak berusia 2 tahun
mereka sangat suka menirukan apa yang dilihat dan apa yang didengarkan. Jadi,
jangan sampai kita memberi contoh yang keliru. Karakter anak sebenarnya mulai
terbangun sejak masih dalam kandungan, tergantung suasana saat masa kehamilan.
Dan masa keemasan seorang anak sudah mulai dibibit sejak masih dalam kandungan,
misalnya dengan pemberian nutrisi anak yang didalam kandungan.
Nah
kira-kira bagaimana persiapan kalian menjadi orang tua? Sudahkah kalian
memahami karakter buah hati kalian? Jika belum mari kenali karakter buah hati
anda. Karena pada dasarnya karakter yang dimiliki setiap anak berbeda-beda
untuk itu kita perlu memahamina supaya anak dapat memaksimalkan tahap tumbuh
kembangnya. Demikian artikel ini, semoga bermanfaat…
Sumber rujukan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar